Iklan

Ditengah Kondisi Harga Melebihi HAP, Indramayu Mampu Memasok Bawang Merah ke Pasar Induk Kramat Jati

gasstamnews.com
Sabtu, 27 April 2024 | 10:13 WIB Last Updated 2024-04-27T03:19:53Z

GASSTAMNEWS.COM - Kabupaten Indramayu telah lama terkenal sebagai salah satu sentra produksi bawang merah yang memasok pasar Jabodetabek. Hingga saat ini daerah tersebut masih eksis sebagai penghasil bawang merah jenis dataran rendah yang populer di masyarakat dengan sebutan bawang Bima Brebes.

Secara geografis kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Cirebon di tenggara, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang, serta Kabupaten Subang di wilayah barat.

Terletak di jalur jalur Pantura yang legendaris yaitu jalur nomor satu urat nadi perekonomian Pulau Jawa yang terbentang dari ruas Patrol-Lohbener-Jatibarang hingga Sukagumiwang, Indramayu terus berkembang dan menjadi andalan penghasil bawang merah Jawa Barat bahkan secara nasional. Patrol sebagai salah satu kecamatan sentra juga diketahui mempunyai branding pasar bawang merah tersendiri selain Brebes.

Data BPS yang tercatat pada tahun 2023 menempatkan Indramayu pada peringkat keenam sebagai sentra bawang merah terbesar di Jabar. Penanaman bawang merah di kabupaten ini tersebar di 9 kecamatan, antara lain Patrol, Anjatan, Bongas, Gabuswetan, Losarang, Juntinyuat, Balongan, Bangodua dan Krangkeng. Produksi tahun 2023 mencapai 20.810 kuintal dengan luas panen 252 hektare.

Di tengah kondisi harga bawang merah yang melebihi Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 41.500/kg, Indramayu terus menggelontorkan bawang merah khususnya ke Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) Jakarta. Setiap hari sekitar 7-8 mobil atau setara 20 ton bawang merah masuk ke pasar grosir barometer nasional. Alhasil, pasokan bawang merah kini berangsur normal.

Salah satu tokoh petani bawang merah Patrol, H. Nurul Anwar saat dikonfirmasi mengatakan, saat ini luas tanam bawang merah di Kabupaten Indramayu berkisar 200 hektar yang tersebar di 5 kecamatan, yang terluas ada di Kecamatan Patrol yang mencapai sekitar 100 hektar dengan produktivitas rata-rata 9-12 ton/hektar.

Menurut Anwar yang juga didaulat sebagai petani bawang merah champion, petani di daerahnya tetap konsisten menanam bawang merah dalam kondisi apapun.

“Bawang Merah sudah mendarah daging di Patrol. Menyikapi situasi saat ini, kami para petani mendukung upaya pemerintah untuk menstabilkan pasokan dan harga,” ujarnya, dikutip dari keterangan resmi Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Sabtu (27/4/2024).

"Mata rantai tataniaga bawang merah Patrol dimulai dari petani ke pengepul, lalu ke pedagang besar di Pasar Induk Kramat Jati,  setelahnya ke pedagang pengecer, baru setelah itu sampai ke konsumen. Selain ke Jakarta, kami juga mengisi pasar di Jatibarang untuk selanjutnya dikirim ke pedagang pasar tradisional di Indramayu, lanjut ke konsumen," beber Anwar.

“Mata rantai tataniaga bawang merah Patrol dimulai dari petani ke pengepul, lalu ke pedagang besar di Pasar Induk Kramat Jati, setelahnya ke pedagang pengecer, baru setelah itu ke konsumen. Selain ke Jakarta, kami juga mengisi pasar di Jatibarang untuk selanjutnya dikirim ke pedagang tradisional di Indramayu, lanjut ke konsumen,” tambah Anwar.

Pengurus Poktan Maju Bersama, Casmin saat dihubungi mengatakan, harga bawang merah konde basah di petani saat ini mencapai Rp 31.000/kg dan untuk rogolan harganya Rp. 47.000/kg.

“Besok saya akan panen bawang merah seluas 3.500 meter persegi. Mudah-mudahan harganya masih bagus. Bagi petani yang penting untung, pedagang lancar dan konsumen tidak terlalu berat untuk membeli. Harga bisa stabil lah,” kata Casmin.

Menurut dia, beberapa permasalahan yang ia dan petani bawang merah lainnya di Indramayu hadapi antara lain masalah pupuk, serangan hama terutama ulat bawang merah, dan penyakit layu fusarium atau disebut moler.

“Penyakit moler ini sangat merugikan petani karena dapat mengakibatkan petani gagal panen,” imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Patrol, Handiyono. Diakuinya, pihaknya telah berupaya mengurangi intensitas serangan moler dengan bekerja sama bersama petugas POPT atau pengamat hama tanaman.

“Dimas Pertanian Indramayu terus memberikan bimbingan dan pembinaan kepada para petani untuk menanggulangi serangan penyakit ini, seperti membuat demplot dan melakukan Gerdal OPT di daerah endemis penyakit,” ujarnya.(*).

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ditengah Kondisi Harga Melebihi HAP, Indramayu Mampu Memasok Bawang Merah ke Pasar Induk Kramat Jati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trending Now

Iklan