GASSTAMNEWS.COM - Warga Dusun Huta Tiga, Tratak Buluduri Nagori (Desa) Tratak Nagodang, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, merupakan sebuah desa yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit milik PTPN IV, Unit Perkebunan Tinjowan, hingga kini mereka masih belum bisa menikmati terangnya listrik seperti desa-desa lain yang dilayani PLN.
Diperkirakan masyarakat di desa yang bekerja sebagai buruh lepas dengan penghasilan tidak tetap selama puluhan tahun atau sejak Indonesia merdeka, belum pernah menikmati penerangan listrik (PLN) yang masuk ke rumah-rumah penduduk.
Hal itu disampaikan salah satu warga Dusun Huta Tiga, Tratak Buluduri Nagori (Desa) Tratak Nagodang, Jamal (50), Kamis (4/4/2024) saat sedang beristirahat di bawah pohon kelapa sawit milik PTPN IV Kebun Tinjowan.
Menurutnya, mereka sudah lama berharap dusunnya memiliki penerangan listrik. Bahkan, menurut Jamal, PLN juga sudah melakukan survei dan pengukuran di dusun tetangga yang sudah teraliri listrik dan jaringan listriknya pun melewati dusunnya Jamal, namun hingga saat ini penerangan di dusunnya belum juga terealisasi.
Selain itu, kata Jamal, saat itu ada seseorang oknum (nama tidak disebutkan) mendatangi rumah warga dan meminta uang sebesar 50 juta rupiah agar keinginan warga tersebut dapat terkabul, namun warga tidak mampu memenuhi permintaan oknum tersebut.
“Sudah lama kami berharap supaya kampung kami ini dialiri listrik atau PLN. Sudah pernah dilakukan pengukuran oleh pihak PLN antar kampung sebelah yang ada listriknya melintas (melewati) di desa kami, tetapi ke tempat kami tak pernah terealisasi. Pernah salah satu pihak datang ke rumah kami ini dan meminta uang sebanyak 50 juta agar bisa masuk PLN, tapi kami tidak sanggup (mampu-red),” kata Jamal.
“Sejak zaman perjuangan Belanda hingga saat ini, listrik atau PLN tidak pernah masuk ke tempat kami ini,” imbuhnya.
Minimnya aliran listrik, lanjutnya Jamal, membuat desanya itu tampak gelap gulita di malam hari meski di tempat tersebut sudah terdapat beberapa bangunan pemerintahan seperti jalan desa yang sudah menggunakan rabat beton.
“Padahal di sini ada bangunan pemerintah berupa fasilitas jalan yang dibangun seperti rabat beton, namun meski begitu, anak-anak kami yang masih bersekolah tidak pernah putus asa untuk belajar,” kata Jamal.
“Saya sangat berharap pemerintah memberikan bantuan penerangan listrik. Sulit memang bang, sedih jika melihat anak saya belajar di malam hari pakai lampu pelita,” pungkas pria yang sudah berusia setengah abad itu.
Penulis: Toba, S
Editor: Riswan
Copyright © 2024 gasstamnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar