GASSTAMNEWS.COM - TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) di area yang berdekatan dengan kantor Central PTPN IV Regional 1 Unit Bangun diduga kurang perawatan.
Tentu saja hal ini bertolak belakang dengan apa yang sebelumnya pernah disampaikan oleh Manajer Kebun Bangun Febryandi Bangun kepada salah satu jurnalis media online pada pertengahan Februari 2024 lalu.
Saat itu Febryandi Bangun mengatakan, sejak penanaman pihaknya selalu memperhatikan kuantitas tanaman baik dari segi bibit (budidaya-red) maupun perawatan (pemeliharaannya-red) karena PTPN IV Regional 1 Kebun Bangun mengikuti standar RSPO dan ISPO.
Senada dengan Febryandi, menurut Asisten Afdeling I Kebun Bangun, Joni Hidayat, terkait perawatan, pihaknya juga kerap melakukan pemantauan dan perawatan yang dilakukan tim, baik dengan melakukan kastrasi dan juga membersihkan gawangan sebagaimana mestinya.
Sementara itu, perbedaan tersebut terlihat saat GASSTAMNEWS melakukan investigasi pada Kamis (04/07/2024), tepatnya arah lokasi pemandian alam Sejuk Timuran, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (SUMUT), puluhan hektar TBM kelapa sawit muda ditemukan dikelilingi oleh berbagai akar rumput dan tanaman liar lainnya.
Selain itu, di areal perkebunan kelapa sawit juga tidak terdapat pasar (jalan) gawangan. Di sekitar TBM banyak terdapat pohon pisang, pohon talas dan tumbuhan mucuna yang tengah menutupi pohon kelapa sawit muda.
Salah satu narasumber di lokasi yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada wartawan GASSTAMNEWS bahwa gulma dan tanaman liar yang ada di area perkebunan kelapa sawit muda harus dibersihkan secepatnya agar pertumbuhan TBM di perkebunan tersebut dapat menghasilkan buah yang baik.
Ia menjelaskan, tanaman kelapa sawit yang masih dalam proses TBM seharusnya dirawat dengan baik. Hal ini sangat perlu dilakukan agar pertumbuhannya optimal. Dengan begitu, ketika tanaman sudah berproduksi maka produk yang diperoleh akan jauh lebih baik.
“Ilalang (Gulma) atau sejenisnya yang tumbuh di areal perkebunan harus segera diberantas agar pertumbuhan TBM bisa maksimal dengan hasil yang baik,” ujarnya.
Menurutnya, pemeliharaan atau perawatan yang dilakukan manajemen perkebunan Bangun Afdeling 1 sejak tahun tanam 2022 terlihat sangat mengkhawatirkan. Ia juga menduga adanya rotasi putaran pada perawatannya volumenya dikurangi sehingga menimbulkan dugaan biaya pemeliharaan masuk ke kantong pribadi oknum petinggi perkebunan.
“TBM yang diketahui akan ditanam pada tahun 2022 ini terlihat sangat memprihatinkan. Diduga rotasi putaran perawatannya dikurangi sehingga menimbulkan dugaan biaya pemeliharaan masuk ke kantong pribadi oknum petinggi perkebunan,” ungkapnya.
Ia juga meminta Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara IV (PalmCo) melakukan peninjauan dan berani menindak oknum apabila terbukti melakukan kesalahan. Menurut dia, hal ini penting dilakukan agar perusahaan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu tidak mengalami kerugian.
“Diharapkan Bapak Jatmiko Krisna Santosa selaku Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara IV (PalmCo) beserta jajaran terkait meninjau dan menindak oknum-oknum tersebut apabila terbukti melakukan kesalahan. Hal ini penting agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini tidak mengalami kerugian akibat ulah oknum-oknum yang telah dipercaya untuk mengelola unit perkebunan,” tutupnya.
Guna mendapatkan informasi yang berimbang, jurnalis GASSTAMNEWS mencoba melakukan konfirmasi kepada Agung Prayogi yang konon katanya sebagai orang kepercayaan di perkebunan Bangun melalui pesan Whatsappnya di nomor 082360xxxx59, Kamis (04/07/2024). Meski terlihat sudah checklist dua yang menandakan pesan telah diterima, namun hingga berita ini dirilis, Agung Prayogi belum juga memberikan tanggapan apa pun.
Penulis: Triono
Editor: Riswan
Copyright © 2024 gasstamnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar